_NICE HOMEWORK #6_
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Buat menentu
Kerjakan yang itu,
Batas target sehari
Warnai evaluasi
.
Menyusun tulisan ini agak sulit. Ternyata ini salah satu kelemahan saya, yakni menentukan prioritas. Saya konsultasikan dengan suami, kira-kira apa saja hal-hal terpenting yang patut diprioritaskan. Beliau menyarankan 3 hal penting tersebut sebagai berikut:
.
1. Kesehatan
2. Keluarga
3. Eksistensi diri (bisnis/kerja)
.
Sehingga, saya mencoba mengejawantahkan ke segi teknis yang berupa aktivitas.
.
Yang pertama adalah aktifitas yang berhubungan dengan kesehatan. Berolahraga menjadi salah satu prioritas kegiatan.
.
Yang selanjutnya adalah keluarga. Di sini erat kaitannya dengan fungsi sebagai istri dan ibu. Sebagai istri, mencoba memperbaiki komunikasi, lebih dewasa memahami dan menghadapi segala kondisi. Sebagai ibu, menjadi pendidik yang didambakan anak-anak. Lumayan cukup banyak yang perlu dikerjakan.
Salah satunya juga memberikan hak pendidikan, hak melindungi dan membantu suami mengatur sandang, pangan, dan papan.
.
Yang ketiga adalah eksistensi diri. Dalam hal ini saya memilih untuk bekerja paruh waktu, dan mengerjakan hobi saya termasuk menulis, dan menjalankan bisnis.
.
3 hal yang paling tidak penting adalah
1. Ngerumpi
2. Marah
3. Aktifitas selingan medsos
.
.
Waktu saya sekarang habis untuk eksistensi diri, sehingga ada ketidak-seimbangan dalam pemenuhan prioritas yang lainnya seperti untuk kesehatan dan untuk keluarga.
.
Saya akan mencoba membuat jadwal dan patuh terhadapnya. Mulai dari perbaikan konsumsi makanan dengan memberi asupan gizi seimbang untuk seluruh anggota keluarga. Berolahraga bersama dengan ritme olahraga dari yang ringan.
.
Hal yang lain juga yang cukup menyita adalah Membereskan barang-barang pindahan, karena cukup membuat suasana rumah menjadi kurang sedap dipandang serta membersihkan secara berkala ruangan-ruangan.
.
Untuk target jangka menengah termasuk membuat kurikulum pendidikan yang bisa saya dan keluarga jalankan. Termasuk di dalamnya kurikulum sikap dan penguasaan satu bidang ilmu.
Untuk saya pribadi yakni membuat target kemampuan berbahasa Inggris dengan nilai tes yang membaik secaea gradual. Menyimak dan mempraktikan teori-teori bisnis, memulainya lagi dan mengevaluasi. Untuk suami hafalan surat dan target bisnis properti. Untuk anak pertama saya, target hafalan surat juz 30. Untuk anak kedua saya sepuluh surat juz amma. Juga penguasaan ekspresi bahasa Inggris dan kosa kata.
.
.
Berikut sedikit mengenai jadwal harian
.
Ibu
.
Waktu Kegiatan
04.00-05.00 Sholat Shubuh &Mengaji monitor kegiatan anak di jam-jam kerja
05.00-05.30 Mandi & Catch up
05.30-06.00 Siapkan Sarapan&Sarapan
06.00-07.30 Persiapan berangkat&Perjalanan menuju Penitipan, Sekolah & Tempat Kerja
07.30-17.00 Mengajar
17.30-20.00 perjalanan pulang & update online works
20.00-22.00 Persiapan esok hari & Evaluasi Pemenuhan kebutuhan target harian.
Sabtu, 26 November 2016
Senin, 21 November 2016
Learning How to Learn
_NICE HOMEWORK #5_
_MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #2_
📝 *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*📝 (Learning How to Learn)
Mengintip,
Mereka-reka,
Menambah dan mengurangi,
Menyusun cara meraih keistimewaan.
.
.
Cara belajar seperti apa yang baik dilakukan untuk langkah pembelajaran seorang ibu seperti saya. Tak ayalah, ibu juga manusia, yang harus selalu belajar, tak masalah itu lama, tak masalah itu 'slow'. Yang penting tepat untuk pribadi sang Ibu. Walaupun demikian, Ibu harus tetap berusaha belajar lebih giat dan lebih efektif.
.
Apakah saya Audio?
Apakah saya Visual?
Apakah saya psikomotorik?
.
Saya memiliki kekurangan dalam visual saya. Sewaktu menginjak kelas 6 baru terasa masalah tersebut, karena ada masalah dengan penglihatan saya yang minus. Sebelumnya saya tidak memiliki masalah. Akhirnya lambat laun saya mengandalkan pendengaran saya dan mencatat segala sesuatu. Sehingga, cara belajar mendengarkan menjadi salah satu cara yang saya lakukan hingga menginjak dewasa. Saya merasa mudah melakukannya.
.
Dengan mendengarkan, saya catat saya rekam lagi, sehingga saya benar-benar memahaminya. Namun, tak sedikit pula saya, merasa kewalahan untuk jenis pemahaman. Untuk masalah yang agak rumit, saya coba menyantolkan ke masalah yang mirip namun lebih mudah.
.
Jika masalah itu sulit, dan rumit, saya coba membagi-baginya ke bagian yang lebih kecil, dan lebih sederhana, sehingga saya mampu menyelesaikannya.
.
Untuk masalah yang harus diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat, saya mencoba melakukannya di sela-sela kesibukan, sehingga, sebuah pe er dapat terselesaikan. Namun memang tidak semua bisa dikerjakan 'sembari' mengerjakan pekerjaan lain.
.
Gaya belajar saya juga biasanya dengan 'engage'. Suatu ketika saya ingin mengukur satu benda, tiga dimensi, namun agak kesulitan. Sehingga, saya coba membuat maket dari ruang tersebut yang pada akhirnya, lebih mudah memahami suatu rumus.
.
Saya yakin untuk hal pengerjaan dan pendekatan seperti itu, ada kekurangannya sekaligus kelebihannya.
.
Sehingga, untuk desain pembelajaran yang akan saya terapkan untuk saya dan untuk keluarga kecil saya, termasuk yang berhubungan dengan audio, visual, dan psikomotor.
.
Semua jenis pendekatan cara belajar akan saya coba terapkan, dengan menggunakan prinsip 'kesederhanaan', dan 'kemudahan'. Sehingga, tidak memberatkan, namun tetap mengakomodir cara belajar.
_MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #2_
📝 *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*📝 (Learning How to Learn)
Mengintip,
Mereka-reka,
Menambah dan mengurangi,
Menyusun cara meraih keistimewaan.
.
.
Cara belajar seperti apa yang baik dilakukan untuk langkah pembelajaran seorang ibu seperti saya. Tak ayalah, ibu juga manusia, yang harus selalu belajar, tak masalah itu lama, tak masalah itu 'slow'. Yang penting tepat untuk pribadi sang Ibu. Walaupun demikian, Ibu harus tetap berusaha belajar lebih giat dan lebih efektif.
.
Apakah saya Audio?
Apakah saya Visual?
Apakah saya psikomotorik?
.
Saya memiliki kekurangan dalam visual saya. Sewaktu menginjak kelas 6 baru terasa masalah tersebut, karena ada masalah dengan penglihatan saya yang minus. Sebelumnya saya tidak memiliki masalah. Akhirnya lambat laun saya mengandalkan pendengaran saya dan mencatat segala sesuatu. Sehingga, cara belajar mendengarkan menjadi salah satu cara yang saya lakukan hingga menginjak dewasa. Saya merasa mudah melakukannya.
.
Dengan mendengarkan, saya catat saya rekam lagi, sehingga saya benar-benar memahaminya. Namun, tak sedikit pula saya, merasa kewalahan untuk jenis pemahaman. Untuk masalah yang agak rumit, saya coba menyantolkan ke masalah yang mirip namun lebih mudah.
.
Jika masalah itu sulit, dan rumit, saya coba membagi-baginya ke bagian yang lebih kecil, dan lebih sederhana, sehingga saya mampu menyelesaikannya.
.
Untuk masalah yang harus diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat, saya mencoba melakukannya di sela-sela kesibukan, sehingga, sebuah pe er dapat terselesaikan. Namun memang tidak semua bisa dikerjakan 'sembari' mengerjakan pekerjaan lain.
.
Gaya belajar saya juga biasanya dengan 'engage'. Suatu ketika saya ingin mengukur satu benda, tiga dimensi, namun agak kesulitan. Sehingga, saya coba membuat maket dari ruang tersebut yang pada akhirnya, lebih mudah memahami suatu rumus.
.
Saya yakin untuk hal pengerjaan dan pendekatan seperti itu, ada kekurangannya sekaligus kelebihannya.
.
Sehingga, untuk desain pembelajaran yang akan saya terapkan untuk saya dan untuk keluarga kecil saya, termasuk yang berhubungan dengan audio, visual, dan psikomotor.
.
Semua jenis pendekatan cara belajar akan saya coba terapkan, dengan menggunakan prinsip 'kesederhanaan', dan 'kemudahan'. Sehingga, tidak memberatkan, namun tetap mengakomodir cara belajar.
Sabtu, 12 November 2016
Fitrah Based Education
📚NICE HOME WORK #4
🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀
Bahasa itu sempat tak kunjung kucapai
Hampir masuk tahun ke lima universitasku saat itu
kesempatan diberi Sang Maha Ilmu
Hingga sedikit dapat tergapai
Harapan kan selalu ada tuk terucap bagi penerang-penerang jiwa
.
.
Ilmu yang harus dikuasai dalam kehidupan ini salah satunya adalah bahasa. Saya hingga detik ini masih. Kelihatannya Bahasa Asing dalam bahasa Inggris, masih merupakan satu bidang ilmu yang akan saya dalami dan terapkan di rumah, sehingga pada jangka panjang dapat juga diterapkan dalam bermasyarakat. Pendekatan berbahasa itu akan beragam, slah satunya dengam pendekatan 'engagement'. Dalam hal ini berhubungan dengan slah satunya craft.
.
Sepertinya, lumayan banyak kendala yang saya hadapi untuk melancarkan rencana ini, karena kekurang-konsitenan saya dlam mencatat dan menceklis momen-m9men berharga. Seyogyanya saya benar-benar cepat mengadaptasi dan menyelesaikan ceklis setiap harinya. Sehingga harapan dan target setiap individu dirumah dapat terevaluasi dengan baik.
Di saat semua ceklis sudah terjalankan dengan baik, harapan saya adalah menjadi ibu yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan semua anggota keluarga, dangn baik dan benar, sehingga dapat membantu penerapan nilai-nilai kebaikan dan kedisiplinan, dalam berkeluarga, berteman, dan bermasyarakat.
.
Sehingga saya mencoba menguraikan dan mengerucutkan beberapa hal, diantaranya:
Misi: Memberi inspirasi kepada para orang tua dalam mengajarkan bahasa Inggris dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Bidang: Bahasa Inggris
Peran: insprator
.
Sehingga ada beberapa ilmu pendukung yang harus juga dipelajari. Diantaranya adalah
.
1. Bunda Sayang: ilmu tentang pengasuhan anak. Ilmu ini sangat diperlukan untuk menjadi cerdas sehingga anak pun mengikuti. Manajemen hati untuk membatasi emosi, sehingga bersama anak menjadi indah.
2. Bunda cekatan: ilmu tentang mengelola manajemen rumah tangga dan klub yang akan dibuat sejalan dengan program yang dilakukan di rumah, mengelola pengeluaran untuk referensi, bahan ajar, dan bahan pendukung lainnya. Selaun itu pula peng -upgrade-an diri sangat penting adanya. Bahan ajar dan atau bahan pendukung, dapat dicoba dengan craft.
3. Bunda Produktif: sejauh mana Bunda dapat mengeksplorasi minat dan bakatnya sehingga daoat menjadi ladabg yang mendukung kemandirian finansial.
4. Bunda Shaleha: sejauh mana saya dapat berbagi dengan tetangga, dan masyarakat luas. Misalnya dengan membuat klub berbahasa Inggris berbasis craft.
.
My Milestone
Target ribuan mil yang harus tercapai adalah:
.
🔜Target ini akan tercapai jika saya mengalokasikan waktu yang lebih banyak. Namun pada kenyataannya sekarang, target itu tidak seideal yang terfikirkan. Sehingga dalam kurun waktu yang cukup lama, mungkin saya bisa mencapai target tersebut.
Pengelolaan diri dan rumah tangga menjadi poin yang cukup berat, karena membutuhkan targetan pekerjaan berbanding lurus dengan waktu. Menganalisa pekerjaan yang genting, penting, atau bisa ditunda.
.
Jurusan ilmu itu harus ditargetkan hingga tahun dan bulan yang ditetapkan, sebsgai pendukung targry ceklis adalah ilmu mengajar, craft dan menulis.
.
km0-km1: mendalami ilmu Bunda Sayang
Apakah benar-benar kita sayang?
Aoakah benar-benar kita disayang?
Untuk poin yang ini. Saya selalu berusaha untuk menjadi Bunda yang ada untuk anak. Namun mengalami beberapa kendala, karena saya bekerja. Butuh penyesuaian ceklis, agar hasil tercapai maksimal.
Beberapa Ceklis yang juga ada, menjadi dibaca.
.
Amaliah Sholat tepat waktu dan membaca AlQur'an
target: satu tahun
.
Membaca buku, mendalami bahasa lewat craft
target: satu tahun
.
berkomunikasi dengan bahasa inggris
target: satu tahun
.
semoga Charry dan Ryu, juga bisa mempergunakannya dengan baik dan benar.
target: satu tahun
.
.
.
Semoga dapat diperbaiki dengan lakukan.. lakukan..lakukan...
Practice makes perfect
🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀
Bahasa itu sempat tak kunjung kucapai
Hampir masuk tahun ke lima universitasku saat itu
kesempatan diberi Sang Maha Ilmu
Hingga sedikit dapat tergapai
Harapan kan selalu ada tuk terucap bagi penerang-penerang jiwa
.
.
Ilmu yang harus dikuasai dalam kehidupan ini salah satunya adalah bahasa. Saya hingga detik ini masih. Kelihatannya Bahasa Asing dalam bahasa Inggris, masih merupakan satu bidang ilmu yang akan saya dalami dan terapkan di rumah, sehingga pada jangka panjang dapat juga diterapkan dalam bermasyarakat. Pendekatan berbahasa itu akan beragam, slah satunya dengam pendekatan 'engagement'. Dalam hal ini berhubungan dengan slah satunya craft.
.
Sepertinya, lumayan banyak kendala yang saya hadapi untuk melancarkan rencana ini, karena kekurang-konsitenan saya dlam mencatat dan menceklis momen-m9men berharga. Seyogyanya saya benar-benar cepat mengadaptasi dan menyelesaikan ceklis setiap harinya. Sehingga harapan dan target setiap individu dirumah dapat terevaluasi dengan baik.
Di saat semua ceklis sudah terjalankan dengan baik, harapan saya adalah menjadi ibu yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan semua anggota keluarga, dangn baik dan benar, sehingga dapat membantu penerapan nilai-nilai kebaikan dan kedisiplinan, dalam berkeluarga, berteman, dan bermasyarakat.
.
Sehingga saya mencoba menguraikan dan mengerucutkan beberapa hal, diantaranya:
Misi: Memberi inspirasi kepada para orang tua dalam mengajarkan bahasa Inggris dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Bidang: Bahasa Inggris
Peran: insprator
.
Sehingga ada beberapa ilmu pendukung yang harus juga dipelajari. Diantaranya adalah
.
1. Bunda Sayang: ilmu tentang pengasuhan anak. Ilmu ini sangat diperlukan untuk menjadi cerdas sehingga anak pun mengikuti. Manajemen hati untuk membatasi emosi, sehingga bersama anak menjadi indah.
2. Bunda cekatan: ilmu tentang mengelola manajemen rumah tangga dan klub yang akan dibuat sejalan dengan program yang dilakukan di rumah, mengelola pengeluaran untuk referensi, bahan ajar, dan bahan pendukung lainnya. Selaun itu pula peng -upgrade-an diri sangat penting adanya. Bahan ajar dan atau bahan pendukung, dapat dicoba dengan craft.
3. Bunda Produktif: sejauh mana Bunda dapat mengeksplorasi minat dan bakatnya sehingga daoat menjadi ladabg yang mendukung kemandirian finansial.
4. Bunda Shaleha: sejauh mana saya dapat berbagi dengan tetangga, dan masyarakat luas. Misalnya dengan membuat klub berbahasa Inggris berbasis craft.
.
My Milestone
Target ribuan mil yang harus tercapai adalah:
.
🔜Target ini akan tercapai jika saya mengalokasikan waktu yang lebih banyak. Namun pada kenyataannya sekarang, target itu tidak seideal yang terfikirkan. Sehingga dalam kurun waktu yang cukup lama, mungkin saya bisa mencapai target tersebut.
Pengelolaan diri dan rumah tangga menjadi poin yang cukup berat, karena membutuhkan targetan pekerjaan berbanding lurus dengan waktu. Menganalisa pekerjaan yang genting, penting, atau bisa ditunda.
.
Jurusan ilmu itu harus ditargetkan hingga tahun dan bulan yang ditetapkan, sebsgai pendukung targry ceklis adalah ilmu mengajar, craft dan menulis.
.
km0-km1: mendalami ilmu Bunda Sayang
Apakah benar-benar kita sayang?
Aoakah benar-benar kita disayang?
Untuk poin yang ini. Saya selalu berusaha untuk menjadi Bunda yang ada untuk anak. Namun mengalami beberapa kendala, karena saya bekerja. Butuh penyesuaian ceklis, agar hasil tercapai maksimal.
Beberapa Ceklis yang juga ada, menjadi dibaca.
.
Amaliah Sholat tepat waktu dan membaca AlQur'an
target: satu tahun
.
Membaca buku, mendalami bahasa lewat craft
target: satu tahun
.
berkomunikasi dengan bahasa inggris
target: satu tahun
.
semoga Charry dan Ryu, juga bisa mempergunakannya dengan baik dan benar.
target: satu tahun
.
.
.
Semoga dapat diperbaiki dengan lakukan.. lakukan..lakukan...
Practice makes perfect
Minggu, 06 November 2016
BANGUN PERADABAN INSIDE OUT
NICE HOME WORK #3
MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Bandung Barat, November 2016
Surat Cintaku yang Pertama
Tuk Tambatan Hati
Sayang, perlu kau tahu ini coretan hatiku yang pertama semenjak kita menikah. Memilikimu sungguh anugerah hidup yang tak tertandingkan. Memilikimu sebagai kekasih yang sungguh romantis tanpa kata-kata. Tak perlu memanggilku 'Sayang' atau 'Cinta'... Mama sudah tahu..
Cintamu melebihi segalanya, senyummu, 'cute' mu.
Sayang, Kaka', suamiku, terima kasih akan kesabaranmu menghadapi Mama. Ade' tak sanggup terbangun kerna lelap lelah, namun kau sabar mengecup, membangunkan Ade'. Kau yang lebih dari seorang Ibu, selalu mengingatkan Ade' tuk berhemat, dan disiplin. Tuk sarapan, makan siang dan malam tepat waktu. Jika kami, istrimu dan anak-anakmu sehat, itu berarti kami mematuhimu. Kau adalah peraturan yang sempurna di rumah ini.
Sayang, Papa anak-anak, kau adalah ayah yang sempurna untuk anak-anak kita. Mereka malah lebih merindumu dibandingkan merinduku. Kau selalu ada untuk kami, istrimu dan anak-anakmu.
Ceria tawamu selalu mengisi kesedihan dan kemurungan kami. Saat kau termenung dan tiada kata, itu adalah kesepian ketanyaan yang tak ada akhir hingga kudengar sepatah kata dari mulutmu yang sedang sariawan. Hehe, ternyata walau sariawan Kaka' berusaha untuk berbicara. Terima kasih Sayang.
Mungkin, kata maaf dari Ade', takkan mencukupi kebaikan Kaka'..
Mama kadang pula tak selalu sanggup mengikuti dan atau menyamakan frekuensi kehidupanmu, walau selalu berusaha. Semoga Ade bisa mengikuti itu.
Sayang, kau selalu menjadi Imam kami, Pemimpin kami yang penyayang, berwibawa, adil dan bijaksana. Pembawa Mama dan anak-anak ke jalan kebaikan, hingga bersama ke Syurga Allah Subhanahu wata'ala, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin..
Ade', Mama CharRyu, Cucu,
Istri yang minus sabar dan yang jauh dari sempurna ini. 😢😊
Daaan... jawabannya adalah...
Jeng jreeeeng....
"💖💝😘👨👩👧👧"
(Segitu aja... hehehe...)
Benar-benar 'sesuatu' saat menyusun kata-kata ini, namun lega karena saya bisa membuatnya untuk suami tercinta.
Sebenarnya, ada satu kelebihan yang terlewatkan, yakni jiwa berwirausaha. Suami saya selalu mengingatkan saya untuk berwirausaha, mulai dari menjual barang-barang yang mudah dan murah, hingga yang lumayan mahal. Terimakasih My Love, kau mengajarkan ku ilmu yang sangat berharga.
Terlalu banyak kelebihan-kelebihan itu untuk diungkapkan, namun satu, saya akan selalu mencintainya, menghormatinya, menjaganya, dan mentaatinya, demi Allah, insya Allah.
Selain kelebihan-kelebihan padanya, saya juga ingin mengutarakan kelebihan-kelebihan anggota keluarga mungil kami, yakni putri-putri kami permata hati.
Anak saya adalah pelita hati, yang selalu hangatkan jiwa dan nyalakan semangat hidup yang tak pernah mati. Canda tawanya, riang ceria mengisi hari-hari. Mengingatkan kami shalat jama'ah dan mengaji.
Saya yakin, banyak bahkan terlampau banyak waktu-waktu tersiakan karena kesibukan ini, karena saat berjumpa dengan mereka, nilai-nilai kehidupan ini serasa lengkap. Sehingga saya yakin bahwa mereka, anak-anak tercinta membawa sifat-sifat Sang Ilahi. Sehingga, hidup saya lebih sempurna.
Kak Charry, panggilan anak saya yang pertama. Usianya menginjak sebelas tahun. Di usianya yang kesekian, makin terlihat sifatnya, dan kelebihannya. Tak ada kekurangan mengenainya, hanya jika ada, itu karena saya. Orang tua yang mendampinginya.
Charry itu ceria, lucu, imut, manis, hemat, percaya diri, cerdas dan kreatif. Anaknya mudah bergaul dan selalu memiliki banyak teman di mana pun dia berada. Maaf jika saya berlebihan, namun begitu adanya. Kakak adalah anak yang cerdas, sehingga dia mampu membaca Al-Quran di usia kelas satu es de. Kakak pun mampu menceritakan kembali isi cerita dalam buku sewaktu te ka. Kakak selalu ingat pesan Mamanya jika sedang bermain di luar rumah, sehingga bisa pulang ke rumah tepat waktu.
Dia selalu tahu bagaimana menceriakan suasana. Kakak, selalu ingat hari lahir saya, suami, dan adiknya, dan menyanyikan lagu sederhana untuk kami. Masih selalu ingat gigi geligi Kakak jika tersenyum. Kakak pandai mengaji dan bernyanyi, sehingga tak luput setiap acara di sekolahnya tampil membawakan lagu-lagu daerah dan memainkan beberapa alat instrumen tradisional. Selain itum Kak Charry dimandat sebagai konduktor untuk setiap upacara, dan acara khusus lainnya. Kepekaannya terhadap seni, menjadi bekal Kakak untuk berbagi bahagia, dan menjadi percaya diri. Di usianya yang sekarang, dia semakin tahu keinginannya dan semakin bisa mandiri.
Setiap senyum dan tawanya selalu membuat setiap yang memperhatikannya menjadi ikut tertawa bahagia. Jiwa 'enterpreneurship'nya pun mulai tumbuh semenjak menginjak tingkat ke tiga sekolah dasar, yang mana Kakak sudah cukup pandai mengingat, menghitung, dan menjaga barang jualannya, mulai dari alat tulis, pernak pernik, hingga makanan ringan. Hingga beberapa waktu lalu, Kakak sudah bisa menahan keinginan dengan kemandiriannya menabung dan mengumpulkan sedikit demi sedikit keuntungan dari berjualan.
Kakak yang kreatif itu Kak Charry. Selalu ada cara untuk membuat sesuatu. Mulai dari menggambar karakter-karakter kartun ala dia, membuat gantungan kunci bentuk karakter khusus, hingga membuatkan adiknya kuda-kudaan dari kayu. Kaka' yang memaku dan memalu kayu-kayu itu. Sungguh luar biasa dan berjiwa besar.
Selain itu pula, jiwa ingin memberinya juga cukup baik. Terbukti dengan membawakan makanan kesukaannya, yang didapatnya di sekolah, dibawanya pulang untuk Papanya, Mamanya, dan Adiknya.
Sangat bersyukur untuk kehadiran Kakak di keluarga kecil kami.
De' Ryu panggilan anak saya yang kedua. De' Ryu adalah anak yang rapi dan teliti. Tak kenal menyerah jika satu pekerjaan mengenainya. Di usianya yang menginjak angka enam, dia sudah mampu membaca dengan keinginan sendiri, walau terbata itu biasa. Setiap huruf dibacanya dengan hati-hati namun pasti.
Anak yang satu ini selalu membuat hati terenyuh saat menatap wajahnya. Alasan yang tepat akan membuatnya melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Penyayang merupakan sifat dominan anak yang satu ini. Setiap melihat adik kecil yang usianya di bawah dia, selalu dibimbingnya berjalan dan bermain.
Dari semenjak De' Ryu mengenal sendal, tak pernah dia memakainya terbalik. Selalu, yang kanan untuk kaki kanandan yang kiri untuk kaki kiri. Setiap mewarnai, warna yang dioleskan selalu rapi dan penuh. Setiap ada tumpukkan baju kering sehabis dijemur, Ryu selalu melipatnya.
Ryu selalu ingin tahu sesuatu hal, dengan mengikuti prosesnya. Menyusun puzzle-puzzle itu kesukaannya. Hingga sering juga dia bereksperimen rasa, misalnya makan nasi dengan wafer.
Anak yang kedua ini mudah memahami sesuatu melalui audio, visual dan psikomotorik. Maksudnya, ketika dia mendengar, maka dia akan mengikuti. Saat dia melihat, maka dia akan mengikuti. Begitupun, jika dia ikut melakukan, dia pun akan mengulanginya. Sehingga, hampir semua stimulus bisa dia ikuti. Saya belum menemukan kecenderungan cara belajarnya, karena stimulus-stimulus itu tetap harus dijalankan.
Saya? Apa kelebihan saya?
Tekun, teliti, smart dan kreatif sepertinya. Tekun, karena saya merasa khawatir jika suatu pekerjaan belum selesai. Teliti, karena saya selalu 'cerewet' jika ada sesuatu yang mengganjal, termasuk mengingatkan pe er dan tugas anak-anak. Smart, karena mencoba mencari cara yang lain yang lebih mudah untuk mencapai tujuan. Kreatif, karena hampir selalu ada ide untuk 'mengemas' sesuatu, untuk hal-hal yang berhubungan dengan keluarga dan pekerjaan.
Ada satu kelebihan yang mungkin bisa saya kembangkan di rumah dan di dalam masyarakat, yakni membuat klub belajar menulis, bahasa Inggris, dan craft. Jikalau memungkinan ada juga semacam pelatihan yang diadakan di rumah guna meningkatkan kualitas saya sebagai ibu pada khususnya dan keluarga serta masyarakat pada umumnya, semacam memasak, berkebun, dan menjahit.
Untuk membantu keuangan keluarga agar tetap stabil, saya akan memulai berjualan online, menjadi reseller dan produsen. Dalam hal ini, suami adalah pemegang kendali. Saya manager dan anak-anak ditugaskan untuk menjadi asisten manajer, bidang produksi, dan pemasaran.
Meningkatkan kualitas berinteraksi online maupun offline dengan keluarga (suami dan anak-anak), tetangga atau pun teman sejawat, akan membantu saya meningkatkan 'kualitas' saya.
Tantangan yang akan kami hadapi diantaranya adalah ruang dan waktu. Seberapa jauhkah tempat bekerja saya, namun seberapa dekatkah 'intens'kah saya berhubungan dengan anggota keluarga yang lain. Seberapa lama kah saya tanpa mereka, namun seberapa 'bentar' kah saya memonitor anggota keluarga yang lain.
Untuk meminimalisir kelebihan tantangan itu, maka kami harus menyediakan ruang dan waktu yang lebih sering untuk suami dan anak-anak. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi lebih sering dengan suami dan anak-anak, dan dengan lingkungan sekitar, sehingga akan yumbuh kepercayaan dan saling menjaga. Namun tetap, ditumbuhkan juga komitmdn dan konsekuensi jika suatu saat ada peraturan yang dilanggar.
Tantangan selanjutnya adalah kerabat dan lingkungan sekitar, tidak semua orang baik, namun banyak pula yang baik. Sehingga, harus ditanamkan nilai-nilai kebaikan di rumah secara offline dan online. Sehingga, ditanamkan juga untuk selalu waspada atau berhati-hati, seperti menyimpan barang pada tempat semestinya, mengecek apakah suatu barang sudah baik penyimpanannya atau belum.
Mengidentifikasi wacana atau barang yang baik untuk di ungkapkan, yang penting dan genting. Juga, menjunjung tinggi kejujuran dan toleransi.
Semoga dengan sedikit penjelasan-penjelasan ini, saya dan keluarga saya, bisa menemukan jati diri keluarga, yang saling mendukung, percaya, disiplin beribadah dan berwirausaha, juga berbagi dengan kerabat dan masyarakat. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Bandung Barat, November 2016
Surat Cintaku yang Pertama
Tuk Tambatan Hati
Sayang, perlu kau tahu ini coretan hatiku yang pertama semenjak kita menikah. Memilikimu sungguh anugerah hidup yang tak tertandingkan. Memilikimu sebagai kekasih yang sungguh romantis tanpa kata-kata. Tak perlu memanggilku 'Sayang' atau 'Cinta'... Mama sudah tahu..
Cintamu melebihi segalanya, senyummu, 'cute' mu.
Sayang, Kaka', suamiku, terima kasih akan kesabaranmu menghadapi Mama. Ade' tak sanggup terbangun kerna lelap lelah, namun kau sabar mengecup, membangunkan Ade'. Kau yang lebih dari seorang Ibu, selalu mengingatkan Ade' tuk berhemat, dan disiplin. Tuk sarapan, makan siang dan malam tepat waktu. Jika kami, istrimu dan anak-anakmu sehat, itu berarti kami mematuhimu. Kau adalah peraturan yang sempurna di rumah ini.
Sayang, Papa anak-anak, kau adalah ayah yang sempurna untuk anak-anak kita. Mereka malah lebih merindumu dibandingkan merinduku. Kau selalu ada untuk kami, istrimu dan anak-anakmu.
Ceria tawamu selalu mengisi kesedihan dan kemurungan kami. Saat kau termenung dan tiada kata, itu adalah kesepian ketanyaan yang tak ada akhir hingga kudengar sepatah kata dari mulutmu yang sedang sariawan. Hehe, ternyata walau sariawan Kaka' berusaha untuk berbicara. Terima kasih Sayang.
Mungkin, kata maaf dari Ade', takkan mencukupi kebaikan Kaka'..
Mama kadang pula tak selalu sanggup mengikuti dan atau menyamakan frekuensi kehidupanmu, walau selalu berusaha. Semoga Ade bisa mengikuti itu.
Sayang, kau selalu menjadi Imam kami, Pemimpin kami yang penyayang, berwibawa, adil dan bijaksana. Pembawa Mama dan anak-anak ke jalan kebaikan, hingga bersama ke Syurga Allah Subhanahu wata'ala, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin..
Ade', Mama CharRyu, Cucu,
Istri yang minus sabar dan yang jauh dari sempurna ini. 😢😊
Daaan... jawabannya adalah...
Jeng jreeeeng....
"💖💝😘👨👩👧👧"
(Segitu aja... hehehe...)
Benar-benar 'sesuatu' saat menyusun kata-kata ini, namun lega karena saya bisa membuatnya untuk suami tercinta.
Sebenarnya, ada satu kelebihan yang terlewatkan, yakni jiwa berwirausaha. Suami saya selalu mengingatkan saya untuk berwirausaha, mulai dari menjual barang-barang yang mudah dan murah, hingga yang lumayan mahal. Terimakasih My Love, kau mengajarkan ku ilmu yang sangat berharga.
Terlalu banyak kelebihan-kelebihan itu untuk diungkapkan, namun satu, saya akan selalu mencintainya, menghormatinya, menjaganya, dan mentaatinya, demi Allah, insya Allah.
Selain kelebihan-kelebihan padanya, saya juga ingin mengutarakan kelebihan-kelebihan anggota keluarga mungil kami, yakni putri-putri kami permata hati.
Anak saya adalah pelita hati, yang selalu hangatkan jiwa dan nyalakan semangat hidup yang tak pernah mati. Canda tawanya, riang ceria mengisi hari-hari. Mengingatkan kami shalat jama'ah dan mengaji.
Saya yakin, banyak bahkan terlampau banyak waktu-waktu tersiakan karena kesibukan ini, karena saat berjumpa dengan mereka, nilai-nilai kehidupan ini serasa lengkap. Sehingga saya yakin bahwa mereka, anak-anak tercinta membawa sifat-sifat Sang Ilahi. Sehingga, hidup saya lebih sempurna.
Kak Charry, panggilan anak saya yang pertama. Usianya menginjak sebelas tahun. Di usianya yang kesekian, makin terlihat sifatnya, dan kelebihannya. Tak ada kekurangan mengenainya, hanya jika ada, itu karena saya. Orang tua yang mendampinginya.
Charry itu ceria, lucu, imut, manis, hemat, percaya diri, cerdas dan kreatif. Anaknya mudah bergaul dan selalu memiliki banyak teman di mana pun dia berada. Maaf jika saya berlebihan, namun begitu adanya. Kakak adalah anak yang cerdas, sehingga dia mampu membaca Al-Quran di usia kelas satu es de. Kakak pun mampu menceritakan kembali isi cerita dalam buku sewaktu te ka. Kakak selalu ingat pesan Mamanya jika sedang bermain di luar rumah, sehingga bisa pulang ke rumah tepat waktu.
Dia selalu tahu bagaimana menceriakan suasana. Kakak, selalu ingat hari lahir saya, suami, dan adiknya, dan menyanyikan lagu sederhana untuk kami. Masih selalu ingat gigi geligi Kakak jika tersenyum. Kakak pandai mengaji dan bernyanyi, sehingga tak luput setiap acara di sekolahnya tampil membawakan lagu-lagu daerah dan memainkan beberapa alat instrumen tradisional. Selain itum Kak Charry dimandat sebagai konduktor untuk setiap upacara, dan acara khusus lainnya. Kepekaannya terhadap seni, menjadi bekal Kakak untuk berbagi bahagia, dan menjadi percaya diri. Di usianya yang sekarang, dia semakin tahu keinginannya dan semakin bisa mandiri.
Setiap senyum dan tawanya selalu membuat setiap yang memperhatikannya menjadi ikut tertawa bahagia. Jiwa 'enterpreneurship'nya pun mulai tumbuh semenjak menginjak tingkat ke tiga sekolah dasar, yang mana Kakak sudah cukup pandai mengingat, menghitung, dan menjaga barang jualannya, mulai dari alat tulis, pernak pernik, hingga makanan ringan. Hingga beberapa waktu lalu, Kakak sudah bisa menahan keinginan dengan kemandiriannya menabung dan mengumpulkan sedikit demi sedikit keuntungan dari berjualan.
Kakak yang kreatif itu Kak Charry. Selalu ada cara untuk membuat sesuatu. Mulai dari menggambar karakter-karakter kartun ala dia, membuat gantungan kunci bentuk karakter khusus, hingga membuatkan adiknya kuda-kudaan dari kayu. Kaka' yang memaku dan memalu kayu-kayu itu. Sungguh luar biasa dan berjiwa besar.
Selain itu pula, jiwa ingin memberinya juga cukup baik. Terbukti dengan membawakan makanan kesukaannya, yang didapatnya di sekolah, dibawanya pulang untuk Papanya, Mamanya, dan Adiknya.
Sangat bersyukur untuk kehadiran Kakak di keluarga kecil kami.
De' Ryu panggilan anak saya yang kedua. De' Ryu adalah anak yang rapi dan teliti. Tak kenal menyerah jika satu pekerjaan mengenainya. Di usianya yang menginjak angka enam, dia sudah mampu membaca dengan keinginan sendiri, walau terbata itu biasa. Setiap huruf dibacanya dengan hati-hati namun pasti.
Anak yang satu ini selalu membuat hati terenyuh saat menatap wajahnya. Alasan yang tepat akan membuatnya melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Penyayang merupakan sifat dominan anak yang satu ini. Setiap melihat adik kecil yang usianya di bawah dia, selalu dibimbingnya berjalan dan bermain.
Dari semenjak De' Ryu mengenal sendal, tak pernah dia memakainya terbalik. Selalu, yang kanan untuk kaki kanandan yang kiri untuk kaki kiri. Setiap mewarnai, warna yang dioleskan selalu rapi dan penuh. Setiap ada tumpukkan baju kering sehabis dijemur, Ryu selalu melipatnya.
Ryu selalu ingin tahu sesuatu hal, dengan mengikuti prosesnya. Menyusun puzzle-puzzle itu kesukaannya. Hingga sering juga dia bereksperimen rasa, misalnya makan nasi dengan wafer.
Anak yang kedua ini mudah memahami sesuatu melalui audio, visual dan psikomotorik. Maksudnya, ketika dia mendengar, maka dia akan mengikuti. Saat dia melihat, maka dia akan mengikuti. Begitupun, jika dia ikut melakukan, dia pun akan mengulanginya. Sehingga, hampir semua stimulus bisa dia ikuti. Saya belum menemukan kecenderungan cara belajarnya, karena stimulus-stimulus itu tetap harus dijalankan.
Saya? Apa kelebihan saya?
Tekun, teliti, smart dan kreatif sepertinya. Tekun, karena saya merasa khawatir jika suatu pekerjaan belum selesai. Teliti, karena saya selalu 'cerewet' jika ada sesuatu yang mengganjal, termasuk mengingatkan pe er dan tugas anak-anak. Smart, karena mencoba mencari cara yang lain yang lebih mudah untuk mencapai tujuan. Kreatif, karena hampir selalu ada ide untuk 'mengemas' sesuatu, untuk hal-hal yang berhubungan dengan keluarga dan pekerjaan.
Ada satu kelebihan yang mungkin bisa saya kembangkan di rumah dan di dalam masyarakat, yakni membuat klub belajar menulis, bahasa Inggris, dan craft. Jikalau memungkinan ada juga semacam pelatihan yang diadakan di rumah guna meningkatkan kualitas saya sebagai ibu pada khususnya dan keluarga serta masyarakat pada umumnya, semacam memasak, berkebun, dan menjahit.
Untuk membantu keuangan keluarga agar tetap stabil, saya akan memulai berjualan online, menjadi reseller dan produsen. Dalam hal ini, suami adalah pemegang kendali. Saya manager dan anak-anak ditugaskan untuk menjadi asisten manajer, bidang produksi, dan pemasaran.
Meningkatkan kualitas berinteraksi online maupun offline dengan keluarga (suami dan anak-anak), tetangga atau pun teman sejawat, akan membantu saya meningkatkan 'kualitas' saya.
Tantangan yang akan kami hadapi diantaranya adalah ruang dan waktu. Seberapa jauhkah tempat bekerja saya, namun seberapa dekatkah 'intens'kah saya berhubungan dengan anggota keluarga yang lain. Seberapa lama kah saya tanpa mereka, namun seberapa 'bentar' kah saya memonitor anggota keluarga yang lain.
Untuk meminimalisir kelebihan tantangan itu, maka kami harus menyediakan ruang dan waktu yang lebih sering untuk suami dan anak-anak. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi lebih sering dengan suami dan anak-anak, dan dengan lingkungan sekitar, sehingga akan yumbuh kepercayaan dan saling menjaga. Namun tetap, ditumbuhkan juga komitmdn dan konsekuensi jika suatu saat ada peraturan yang dilanggar.
Tantangan selanjutnya adalah kerabat dan lingkungan sekitar, tidak semua orang baik, namun banyak pula yang baik. Sehingga, harus ditanamkan nilai-nilai kebaikan di rumah secara offline dan online. Sehingga, ditanamkan juga untuk selalu waspada atau berhati-hati, seperti menyimpan barang pada tempat semestinya, mengecek apakah suatu barang sudah baik penyimpanannya atau belum.
Mengidentifikasi wacana atau barang yang baik untuk di ungkapkan, yang penting dan genting. Juga, menjunjung tinggi kejujuran dan toleransi.
Semoga dengan sedikit penjelasan-penjelasan ini, saya dan keluarga saya, bisa menemukan jati diri keluarga, yang saling mendukung, percaya, disiplin beribadah dan berwirausaha, juga berbagi dengan kerabat dan masyarakat. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)